Rabu, 16 Desember 2015

Berita Luar Negeri



Pemimpin Jabhah Al-Nusra Kutuk  Konferensi Soal Suriah di Saudi

Abu Mohammed al-Joulani mengatakan kelompok-kelompok yang terlibat dalam pembicaraan di Riyadh telah melakukan “pengkhianatan”.
Pemimpin kelompok pejuang tempur di Suriah mengecam upaya di Arab Saudi untuk menyatukan kelompok-kelompok oposisi Suriah dengan mengatakan mereka yang terlibat dalam pembicaraan itu telah melakukan “pengkhianatan”.
Dalam sebuah wawancara dengan beberapa kelompok media, termasuk Al Jazeera, pemimpin Jabhah Al-Nusra  Abu Mohammed al-Joulani mengatakan konferensi Riyadh adalah bagian dari “konspirasi” untuk menghidupkan kembali dan mempertahankan posisi rezim Presiden Bashar al-Assad.
“Konferensi itu tidak dibuat organisir  membantu rakyat Suriah,” kata Joulani
Dia mengatakan bahwa Jabhah al-Nusra  tidak diundang untuk menghadiri pembicaraan, dan itu tidak akan hadir bahkan jika diminta.
Kelompok-kelompok bersenjata lainnya yang menghadiri pertemuan telah melakukan “pengkhianatan terhadap pengorbanan yang dilakukan oleh rakyat Suriah” dalam perang saudara yang berlangsung hampir selama lima tahun, kata Joulani.
Pertemuan di Saudi dilakukan setelah para diplomat dari 17 negara – termasuk para pendukung dan penentang pemerintah Assad –  bulan lalu telah sepakat di Wina atas peta jalan bagi konflik Suriah.
Hasil pertemuan akan membentuk pemerintahan transisi dalam waktu enam bulan dan pemilihan dalam waktu 18 bulan, bersama dengan negosiasi antara pihak oposisi dan rezim Suriah pada tanggal 1 Januari 2016.
Joulani mengesampingkan kemungkinan gencatan senjata atau penyelesaian politik dengan pemerintah Assad, dan menambahkan pasukan Suriah hanya menguasai sekitar 20 persen wilayah negara itu.
“Sejauh yang kami lihat, rezim telah berakhir  … dan sebenarnya mereka telah menjadi faksi,, – faksi dari sebuah rezim, yang dikendalikan oleh kolonel ini atau jenderal itu,” kata Joulani.
Lebih dari 250.000 orang tewas dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka sejak konflik Suriah meletus pada bulan Maret 2011 dengan protes anti-pemerintah.
Setelah meluncurkan aksi militer pada bulan September, Rusia sejauh ini gagal untuk membuat kemajuan yang signifikan dan akan gagal dalam menopang pemerintah Suriah, kata Joulani.
Dia juga menekankan bahwa Jabhah al-Nusra tidak berniat melakukan operasi militer terhadap siapapun di luar Suriah. Dia mengatakan kelompoknya tidak akan pernah bertatap muka dengan Barat karena komitmennya untuk menegakkan “keadilan Islam“.
Joulani juga membela hubungan organisasinya dengan al-Qaeda, dan memujinya karena mengalahkan “desain Barat terhadap kaum muslim di Afghanistan dan Irak”.
www.aljazeera.com/news/2015/12/al-nusra-front-leader-condemns-saudi-syria-talks-151212210441946.html
Sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2015/12/15/pemimpin-jabhah-al-nusra-kutuk-konferensi-soal-suriah-di-saudi/

Berita Luar Negeri



Hasil Survey Tunjukkan Dukungan Terhadap Donal Trump Terus Meningkat , Wajah Asli Amerika ?

Berdasarkan hasil survey dukungan terhadap Donald Trump ternyata terus meningkat. Meskipun banyak kecaman terhadap pernyataannya yang controversial terutama terhadap larangan muslim memasuki amerika Serikat. Kalau hasil survey ini benar-benar akurat, patut dipertanyakan apakah ini merupakan wajah asli amerika, negara yang memusuhi umat Islam?
Selama ini meskipun berganti pemerintahan antara Republik dan Demokrat, permusuhan amerika terhadap dunia Islam sangat tampak nyata. Negara ini bertanggung jawab terhadap korban lebih dari satu  juta orang yang terbunuh selama pendudukannya di Irak. amerika membunuh ribuan muslim di Afghanistan dan Pakistan dengan pesawat-pesawat tanpa awak.
Ditambah lagi dukungan amerika yang sejati terhadap penjajah Yahudi yang terus menerus membunuh umat Islam di Palestina. Disamping itu dukungan amerika baik secara terbuka atau pun diam-diam terhadap rezim represif di dunia Islam seperti Mesir, Afghanistan, Irak, Suriah, telah menambah penderitaan umat Islam.
Sebagai yang diberitakan VOA online Rabu (16/120), hasil survei politik terbaru menunjukkan kandidat capres AS, Donald Trump semakin mendapatkan kekuatan dalam pertarungannya untuk memperebutkan nominasi presiden dari Partai Republik pada pilpres AS tahun depan. Survei terbaru ini dilakukan beberapa hari setelah Trump menyerukan larangan sementara bagi warga muslim untuk memasuki amerika Serikat.
Sebuah jajak pendapat Washington Post/ABC yang dirilis Selasa (15/12) mendapati bahwa Trump meraih dukungan 38 persen di kalangan pemilih Partai Republik. Angka ini merupakan keunggulannya yang terbesar dari para kandidat lainnya dari partai Republik, hanya tujuh minggu menjelang pemilihan pertama pada tingkat partai di negara-negara bagian. Hasil survei ini dirilis sehari setelah jajak pendapat nasional oleh Universitas Monmouth yang menunjukkan tokoh kontroversial berusia 69 tahun ini memperoleh dukungan 41 persen di antara pemilih Partai Republik.
Melonjaknya dukungan bagi Trump ini bertepatan dengan jadwal debat 9 kandidat presiden dari Partai Republik hari Selasa (15/12) di Las Vegas, Nevada, yang merupakan perdebatan terakhir mereka untuk tahun ini.
Pemilihan pendahuluan partai Republik di negara bagian akan dimulai 1 Februari 2016 mendatang di negara bagian Iowa, kemudian diikuti di negara-negara bagian lainnya.
Kedua jajak pendapat, Washington Post/ABC dan Universitas Monmouth menunjukkan bahwa Trump memimpin dengan selisih yang cukup signifikan atas saingan terdekatnya, Senator Texas Ted Cruz, seorang tokoh konservatif yang meraih dukungan 15 persen dari pemilih Republik, atau 14 persen menurut survei Monmouth.
Senator Florida Marco Rubio dan mantan ahli bedah saraf Ben Carson, membuntuti Trump dan Cruz,  sementara para kandidat partai Republik lainnya termasuk Jeb Bush, adik mantan Presiden George Bush, jauh tertinggal di belakang.
Untuk kandidat capres dari Partai Demokrat, mantan Menlu AS Hillary Clinton masih tetap memimpin persaingan untuk meraih nominasi presiden partai ini. (AF)
 Sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2015/12/17/hasil-survey-tunjukkan-dukungan-terhadap-donal-trump-terus-meningkat-wajah-asli-amerika/

Opini



Kampanye Global : Khilafah adalah Pembebas Al-Aqsha dan Penjaga Perempuan Mulia
Khilafah adalah Pembebas Al-Aqsha dan Penjaga perempuan Mulia
بسم الله الرحمن الرحيم
Ini adalah kesimpulan dari kampanye global yang diluncurkan oleh Divisi muslimah di Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir berjudul: “Khilafah adalah Pembebas Al-Aqsha dan Penjaga perempuan Mulia”. Kampanye ini adalah untuk mendukung Al-Aqsa dalam menghadapi kebisuan dunia termasuk dunia Islam terhadap apa yang terjadi pada Al-Aqsa yang diberkahi, dari pengotoran dan upaya-upaya untuk meraih dominasi atas Al-Aqsa dan membagi-baginya. Belum lagi apa yang selama ini diderita oleh rakyat Palestina termasuk perempuan dan anak-anak; orang tua dan pemuda, dari penindasan, pembunuhan, penghinaan, dan pelecehan.
Kegagalan masyarakat internasional, konvensi-konvensi dan lembaga-lembaga internasionalnya, untuk mengangkat penindasan dari mereka serta melindungi mereka, telah menjadi jelas. Bahkan hal yang sebaliknya telah terjadi karena mereka telah menyetujui penindasan ini dan mereka mendukung kejahatan terhadap korbannya. Selain itu peran sejati para ulama yang telah mereka emban di hadapan Allah dan Rasul-Nya telah menjadi jelas ketika dibandingkan dengan apa yang dilakukan para ulama saat ini, yakni memalsukan fakta sehingga mereka dapat menghiasi kebohongan itu.
Kampanye ini juga menyatakan dan menegaskan pentingnya peran tentara dalam hal memberikan dukungan kepada orang-orang yang berjuang untuk menegakkan Khilafah yang akan membebaskan negeri Palestina dan melindungi rakyatnya dari pengotoran yang dilakukan orang-orang Yahudi.
Sejak awal peristiwa terbaru jumlah syuhada telah mencapai 114 orang termasuk 25 anak laki-laki, satu anak perempuan, dan lima perempuan, serta telah memunculkan ratusan tawanan termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak sejak awal Oktober. Semua ini terjadi sementara tidak ada yang datang untuk menyelamatkan mereka atau memenangkan mereka!!
Wahai kaum muslim: Masalah kaum muslim adalah satu (dan sama) di setiap tempat: di Palestina dan Suriah… di Tunisia dan Lebanon… di Mesir, Libya, dan Sudan… di Afrika Tengah, Mali, dan Somalia… di Irak, Kashmir, dan Myanmar… Semua itu karena mereka semua menentang Islam sementara mereka melabeli Islam dengan terorisme dan melawannya dengan menggunakan segala cara.
Kami di Palestina merindukan untuk dibebaskan dari penindasan orang-orang Yahudi, dan di Syaam mereka berjuang demi perubahan nyata, sementara semua orang sekedar berharap dan menunggu kemenangan. Bukankah kewajiban untuk berjuang demi kemenangan ini?! Bukankah waktunya telah tiba bagi kita untuk mengatakan kepada semua orang: “Cukup”!?
Cukup untuk beralih kepada lembaga-lembaga internasional dan membuat permohonan untuk mendapatkan simpati dan bantuan mereka yang tidak memberikan manfaat sama sekali!
Cukup menyanyikan pujian kepada para penguasa dan prestasi mereka sementara mereka jauh dari kebenaran, bahkan dari jalan kebenaran!
Cukup wahai para ulama umat yang telah tersesat dan menyesatkan orang lain sementara Anda termasuk orang-orang yang mengemban kewajiban untuk menyatakan kalimat kebenaran di hadapan penguasa yang zalim!!
Cukup wahai tentara-tentara muslim, dari kebisuan dan kelemahan. Cukup menuruti perintah-perintah dari agen pengkhianat!!!
Apakah Anda semua tidak melihat apa yang terjadi kepada Palestina dan rakyat Palestina?! Apa yang terjadi kepada umat Islam di Syaam, kepada kaum Rohingya di Myanmar?! Kepada orang-orang lemah dan tertindas di Afrika Tengah, China, India, dan Bangladesh…?!
Apakah Anda tidak tertunduk malu dan merasa rendah sementara saudari-saudari terhormat Anda di seluruh bagian dunia mengalami penghinaan dan degradasi karena hijab dan busana muslimah mereka?!
Demi Allah, bencana-bencana yang menimpa umat Islam memiliki satu penyebab, yang disimpulkan oleh al-Farouq dalam pernyataannya: “Kami adalah orang-orang yang telah dijadikan terhormat dengan Islam oleh Allah , dan ketika kami mencari kehormatan dengan selain Islam maka Allah akan menghinakan kami…” Inilah keadaannya dan hhingga saat ini masih tidak berubah karena sejak runtuhnya Negara Islam, Negara Khilafah, umat Islam telah dilanda kerugian… Negeri-negeri mereka telah dicuri, sumber daya mereka dijarah, dan darah mereka telah menjadi murah dan telah ditumpahkan. Kehormatan tidak akan pernah kembali kepada kita, tidak juga ketinggian harkat, martabat, ataupun kita mampu berdiri kecuali kita kembali kepada situasi kita sebelumnya… Suatu kebersamaan/kesatuan tunggal atas jantung seorang lelaki dalam satu negara tunggal yang diatur oleh Kitab Allah dan sunnah Rasul. Metode ini memiliki metode Shar’iyah… Yakni Nusrah dari ahlul quwwah (pemilik kekuatan) dan pencegahan yang berasal dari putra-putra kita yang pada zaman kita ini diwakili dalam kemiliteran…
Kami di Divisi muslimah di Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, dari sini di jantung Al-Aqsa, tanah yang telah diberkahi Allah berikut sekitarnya, menyimpulkan kampanye global ini, yang didukung oleh para muslimah di dunia Islam dan khususnya di tanah yang diberkahi ini. Kami mengulangi seruan kami kepada tentara-tentara dan mencari dukungan mereka dengan mengatakan:
“Wahai tentara Allah, bersegeralah memberikan dukungan kepada kaum muslim, untuk membebaskan tanah yang diberkahi dan meninggikan bendera Islam… mengguncang singgasana para penindas… dan membangun benteng besar Islam dan barisan menuju kami demi pembebasan yang segera tampak…”
Kami berharap suara kami mencapai telinga-telinga yang mendengar, dan hati-hati yang sadar dan berdetak untuk menerimanya, dengan izin Allah SWT.
Sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2015/12/13/kampanye-global-khilafah-adalah-pembebas-al-aqsha-dan-penjaga-perempuan-mulia/

Senin, 14 Desember 2015

Tsaqofah



Hukum Karyawan Muslim Memakai Atribut Natal
Tanya :
Bolehkah karyawan muslim di mal atau pusat perbelanjaan memakai atribut Natal (seperti topi sinterklas)?
Jawab :
Haram hukumnya karyawan muslim mengenakan atribut Natal, seperti baju dan topi Sinterklas. Dalil keharamannya ada dua; pertama, karena mengenakan atribut Natal tersebut termasuk perbuatan menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar). Kedua, karena perbuatan tersebut merupakan bentuk partisipasi (musyarakah) muslim dalam hari raya kaum kafir yang sudah diharamkan dalam syariah Islam.
Haramnya menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar) didasarkan pada banyak dalil syar’i. Di antaranya sabda Rasulullah SAW :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dalam golongan mereka.” (man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum). (HR Abu Dawud, no 4033; Ahmad, Al Musnad, Juz 3 no. 5114; Tirmidzi, no 2836). Hadits ini menurut Nashiruddin Al Albani adalah hadits hasan shahih.
Yang dimaksud menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar), adalah menyerupai kaum kafir dalam hal aqidah, ibadah, adat istiadat, atau gaya hidup (pakaian, kendaraan, perilaku dll) yang memang merupakan bagian dari ciri-ciri khas kekafiran mereka. (Imam Shan’ani, Subulus Salam, 4/175; Ali Ibrahim Mas’ud ‘Ajiin, Mukhalafah Al Kuffar fi As sunnah An Nabawiyyah, hlm. 14).
Berdasarkan dalil hadits tersebut, haram hukumnya bagi seorang karyawan muslim mengenakan atribut atau asesoris Natal, seperti baju atau topi sinterklas. Karena atribut atau asesoris Natal tersebut merupakan baju atau atribut yang sifatnya khas yang melambangkan syiar atau simbol kekafiran. (‘Isham Mudir, Haqiqah Baba Nuwail wa Al Karismas, hlm.19).
Adapun haramnya muslim berpartisipasi (musyarakah) dalam hari raya kaum kafir (seperti Natal, Waisak, Nyepi, dll), dalilnya adalah firman Allah SWT :
وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ
Dan [ciri-ciri hamba Allah adalah] tidak menghadiri /mempersaksikan kedustaan/kepalsuan.” (walladziina laa yasyhaduuna az zuur). (QS Al Furqaan [25] : 72). Imam Ibnul Qayyim meriwayatkan penafsiran Ibnu Abbas, Adh Dhahhak, dan lain-lain, bahwa kata az zuur (kebohongan/kepalsuan) dalam ayat tersebut artinya adalah hari raya orang-orang musyrik (‘iedul musyrikiin). Berdalil ayat ini, Imam Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa haram hukumnya muslim turut merayakan (mumaala`ah), menghadiri (hudhuur), atau memberi bantuan (musa`adah) pada hari-hari raya kaum kafir. (Ibnul Qayyim, Ahkam Ahlidz Dzimmah, 2/156).
Berdasarkan dalil ayat tersebut, haram hukumnya bagi seorang karyawan muslim mengenakan atribut atau asesoris Natal. Karena perbuatan tersebut merupakan bentuk partisipasi atau turut serta merayakan hari raya kaum kafir.
Maka dari itu, karyawan muslim tidak boleh diam saja dan bahkan wajib menolak ketentuan dari atasannya untuk mengenakan atribut Natal, baik atasannya muslim maupun non muslim. Karena Islam tidak membolehkan menaati aturan yang melanggar syariah Islam. Sabda Rasulullah SAW :
لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق
”Tidak ada ketaatan kepada makhluk (manusia) dalam bermaksiat kepada Al Khaliq (Allah SWT).” (HR Ahmad, Al Musnad, Juz 5 no. 20672 & Al Hakim, Al Mustadrak, no 5870).
Demikian pula para ulama apalagi pemerintah, haram berdiam diri. ulama wajib memberi nasihat atau fatwa kepada para karyawan muslim, dan juga melakukan kritik (muhasabah) kepada pemerintah. pemerintah khususnya wajib melarang para pemilik mal atau pusat perbelanjaan untuk memaksa karyawannya yang muslim mengenakan atribut Natal.
Jika pemerintah mendiamkan pemaksaan atribut Natal, dan para pemilik mal tetap mengharuskan karyawannya yang muslim memakai atribut Natal, padahal karyawan tersebut sudah menyampaikan penolakan, maka dalam kondisi seperti ini terdapat udzur syar’i bagi karyawan muslim tersebut, yaitu adanya paksaan (ikraah) yang dapat menghilangkan dosa. Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
تجاوز الله عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه
”Sesungguhnya Allah telah mengangkat (dosa) dari umatku; yaitu (dosa karena) tersalah (tidak sengaja), lupa, dan apa-apa yang dipaksakan atas mereka.” (HR Ibnu Majah no 2045 dan Al Hakim, Al Mustadrak, no 2801). (Imam Shan’ani, Subulus Salam, 3/176, hadits hasan). Wallahu a’lam.[] M.Shiddiq Al-Jawi


 http://hizbut-tahrir.or.id/2015/12/15/hukum-karyawan-muslim-memakai-atribut-natal-2/